Jumat, 30 September 2011

Inallaha Ma’asabirin

Ya ayyuhallazina amanusta’inu bis-sabri was-salah, Inallaha Ma’asabirin

Yang artinya :

Wahai orang – orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah berserta orang yang sabar. (Al – Baqarah 153)

Jika, gua di ambang letih, apa yang gua mau belum bisa tercapai, merasa hari ini kalah telak, merasa semua berjalan tidak sesuai dengan yang gua harapkan, iri dengan orang lain, merasa capek akan segalanya….

Sungguh, gua berusaha sekuat tenaga untuk mengingat surat ini, dan lumayan mengobati segala sakit hati yang bercokol di dada (bercokol bahasa apa ya?)

Terkadang kalo fikiran lagi butek susah banget untuk gua menghitung hal yang patut disyukuri, Tubuh yang sehat, tidur yang lelap, sekelompok orang yang mencintai dan menerima gua, makanan yang layak, nobyy dan uting (my pets) yang selalu menyambut pulang, hal –hal kecil yang kadang lupa terhitung karena tertutup hal yang jauh lebih kecil lagi.

Jadi bagi siapapun di luaran sana yang sedang bersedih hati, menahan rindu menaut asa (opo iki), bersabarlah, semua orang menurut gua pernah mengalaminya, Allah menciptakan masalah, Allah juga men-sistem kita untuk mampu melewatinya, kalo kata Maher Zein “ don’t despair and never lose hope, cause Allah is always by your side. Insya Allah you will find the way” (amin)

Semangka, semangat kakak!!

The Choice


Kisah cinta yang manis antara Travis Parker dan Gaby Holland,

Travis Parker memiliki segala yang pria inginkan, pekerjaan yang bagus, sahabat yang loyal, rumah impiannya yang terletak di Carolina utara, beserta hal – hal baik menyertai hidupnya, dia percaya menjalin hubungan serius dengan seorang wanita akan merusak gaya hidupnya.

Sampai Gabby Holland pindah menjadi tetangga barunya, sementara Travis mencoba untuk lebih mengenal wanita itu, di lain pihak Gabby mengambil kesimpulan yang buruk tentang Travis. Ada sesuatu yang membuat Travis ingin mengenal Gabby, pendekatan intens dan pasti yang travis lakukan terhadap Gabby membuat mereka harus mengambil keputusan yang memiliki konsekuensi tersendiri. “How far would you go to keep the hope of love alive??”

Travis Parker he’s kind family man tapi ini versi kerennya, jatuh cinta dengan Gabby Holand seorang physician assistant, good looking woman. Sayang seribu sayang Gaby telah memiliki hubungan dengan pria lain yang telah ia jaga selama empat tahun terakhir “Kevin”, dan Gaby pecaya bahwa Kevin-lah satu – satunya, sampai akhirnya Travis datang dalam kehidupannya membawa cinta yang tanpa batas. Walaupun baru mengenal Travis dalam hitungan bulan Gaby percaya cinta pria itu tulus dan murni.

“ I love you Gabby, you are the best thing that’s ever happened to me” Travis

That’s why judulnya the Choice gabby harus memilih antara cinta yang selama ini telah ia pelihara, atau cinta yang baru menghampirinya, dan harus siap menerima apapun konsekuensinya nanti.

Akankah cinta mereka mampu melampaui segalanya??

Jujur ya, setelah baca buku - buku Nicholas Sparks badan ini jadi terasa lengket seperti terkena gula - gula manis (“gwuuLLLLaa” kalo pronounce madam Elvie S)

Cobain deh sendiri bukunya bakalan mengisi sesuatu di relung hati. tapi sedikit kritik dari saya seorang kritikus ternama, seharusnya Kevin dibuat memperjuangkan Abby abis2an biar tambah berasa “the choice”.

udah ah, inget ya dibaca bukunya jangan bacain stensil mulu (itu loh komik yang isinya berbau porno) tapi bagus juga sih stensil itu, dimana tempat beli bukunya yang lengkap?? hahahaha

Malam minggu di kebun tebu

My 2nd sista “Babay” udah lima tahun terakhir kerja di salah satu perusahaan gula di Tulang Bawang, dan setahun terakhir ini dia sangat menerima dan menikmati kerja yang dulu katanya di ujung berung itu, dikarenakan dia lagi sibuk – sibuknya menjadi the next Mia Audina, jangan salah sangka Babay gak dikirim untuk tanding badminton mewakili perusahaan, itu hanyalah permainan antar karyawan disana untuk menghabiskan akhir pekan mereka, dia selalu cerita serunya kegiatan mereka itu dan gua harus nyobain katanya.

Jadi berhubung sabtu dan minggu kemaren jadwal gua kosong (gayo nian), gua berangkat kesana sendirian lama perjalanan kira – kira tiga jam lah, naek bus yang alhamdulilah masi kebagian tempat duduk. Di bush ada pria paruh baya yang nyapa gua dengan yakin “hey mau kemana?? Lama gak keliatan, kemana aja??” astaga ni orang kenal aja enggak tapi sok pasti gitu gayanya, kabooorrr lebih milih duduk dengan mba – mba yang udah tidur dengan mulut ternganga aja deh (maaf mba).

Dalam perjalanan ada kakek – kakek naek, dan selalu gua dibuat heran dengan pria muda zaman sekarang, dimana jiwa kalian yang gagah lagi sehat itu?? Ada yang lgs tidur tiba – tiba, ada yang pura – pura terkesima dengan pemandangan diluar, dan ada juga yang nyantai aja, dan biarin itu kakek berdiri sepanjang jalan, untung tujuan kakek itu gak jauh. Dulu gua juga pernah naik bush perjalanan jauh ada kakek – kakek naek gak kebagian tempat duduk, selama di jalan gua liat kaki dan tangannya gemeter pegangan di bush, nunggu, nunggu, nunggu, siapa tau ada pria muda nan tampan berdiri nawarin si kakek duduk, ternyata gak ada yang berdiri. Jadi walau bakalan yakin ni kaki pegel gua berdiri untuk kakek – kakek itu. (padahal kalo saat itu ada yang berdiri langsung gua ajak kenalan, pasti tambah gak mau berdiri hahaha) pas duduk kakek itu pangku tas baju kotor gua dan bilang “kotor kalo ditaro bawah biar saya pangku aja” pengen bilang justru karena asem saya taro bawah pak, tapi yaudahlah. Waktu itu gua bareng temen dan dia bilang “rut gak ada guru PPKN yang liat perbuatan kau tadi, nyesel dak kau?” nice point teman.

Balik lagi, setelah tiga jam perjalanan gua sampai di gerbang menuju mess karyawan, dan dari gerbang ke mess karyawan kira2 butuh satu jam lagi (long dusty road) dijalan gua sempet ngeliat angin beliung yang muter – muter itu tapi versi kecilnya dan itu cantik, sampai disana sorenya kita langsung ke aula tempat mereka olah raga, ada beberapa pilihan, badminton, basket, pimpong, sepak bola. Tujuan awal gua kesana mau maen basket jadi cuma itu yang gua maenin, selain gua suka maen basket gua malu untuk maenin badminton dan pimpong, pengetahuan gua akan olah raga itu nol.

Seruuu, udah lama gak maen basket jadi 3 on 3, setengah lapangan, me, mba upik, mas aris against babay, mba sasi, mas doni, dan hasilnya kita menang (ini harus disebutin) setengah lapangan aja napas gua kae mau putus, kepala langsung pening, gilaaaa fisik dipertanyakan nih. 3 jam maen gak kerasa, temen2 babay juga asik dan lucu dan terlebih lagi mereka sangat santun.

Gua juga nontonin orang yang maen badminton yaitu babay tanding melawan para pria, eh babay hebat loh beneran kae mia audina netting nya oke. Selaen hebat dia juga jago ngitungin score lawannya, seberapa kalipun dia gak bisa balikin cock dia bakal bilang “ulang lagi dong,tadi belum siap” jadi score tuh lawan gak naek – naek diitungnya hahaha.

Selesai maen basket malem mingguan kita dihabiskan dengan ke tempat makan disana, lesehannya lah, sambil maen Uno gua melihat mereka saling cerita, ketawa, berbagi, gw mikir dalem hati mereka ini manusia – manusia asing dari berbagai penjuru dipertemukan oleh pekerjaan yang berada jauh dari kota, di tengah kebun tebu.kagum juga loh, mereka tuh kan rame ya, masing – masing punya ego, punya pandangan, punya tujuan sendiri – sendiri tapi mereka bisa tetap akur selama kira kira 3 tahunan bersama. Mereka manusia dewasa yang mencoba memahami dan bernegosiasi dengan dunia. Keren, berharap gua memiliki sifat seperti itu juga.

Paginya kita ke pasar dadakan disana, lengkap loh pasarnya, yang bikin gua kagum adalah nasi uduk nya porsinya kayak nasi padang, buanyak banged, lengkap lagi, sampe gak abis makannya (bohong banget) gak lama my mom and dad (berasa cinta laura lagi) datang, saatnya untuk pulang.

Yah itulah cerita akhir pekan yang simple dan indah, terima kasih telah menerima dgn tangan terbuka lebar akan diriku yang keren ini, terima kasih untuk kebun tebu yang bercuaca cerah selalu, tq babay yang buat weekend gua berbeda, dan makasi untuk semua nasehat dan wejangannya tentang “reality bites, don’t fight reality” akan gua tanam di sini (nunjuk hati) dan disini (nunjuk kepala).

Oh iya waktu gua keliling dsana gua ngeliat sekolah tehnik D1 nya ada tulisan gini “Ragu – Ragu, Pulang” mantap ya.

Bye bye GANBATE NEE!! FIGHTING!!

Senin, 12 September 2011

Speechless


<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

Moment-moment dimana tidak bisa berkata-kata atau speechless…

Ada bermacam macam speechless, karena kecewa, karena kesel, karena kaget, terlalu senang, karena ngobrol dgn orang ngeyel, dan masih banyak yang speechless lainnya. Dan gua banyak ngalamin kejadian ini, kejadian yang buat mata membelalak, mendengus, dan menggeleng tak percaya….

Hari minggu adalah saat jadwal gua padet, dengan agenda nyapu, ngepel, nguras bak mandi, dan tidur siang….(he2). Jadi saat gua lagi ngepel rumah diiringi dengan musik, datenglah Nimah tetangga gua yang maaf, agak kurang (eits bukan gua ngejelekin dia ya, tapi tanya aja tetangga sekitar rumah gua “kenal nimah gak??” dan lo dapet semua jawaban yang gua maksud :D) Nimah masih diurus dengan keluarganya, dia memang deket dgn nenek uwan (my grandma) karena nek uwan kasian dgn dia jadi kalo mau maen boleh-boleh aja, Kalo nimah dateng jauh sebelum dia buka pager rumah, kita dah bisa denger teriakan dia, “Yurni, Yurni!!” manggil gua dengan nama adik nyokap gua yang bungsu, dan dulu selalu gua perbaiki tapi lama-kelamaan gua ikhlas dipanggil yurni ma nimah (capek soalnya), lagian bukan gua aja yang dipanggil ngarang ma nimah ada sepupu gua Aji namanya dipanggil Oji (Mungkin yg dia inget Ozi si manis jembatan ancol ha2 ) dan aji-pun ikhlas dipanggil oji ma nimah (sama kasusnya dgn gua), back to the story Nimah dateng kerumah hari itu dan mulai banyak cerita hal karangannya, dan terus masuk ke dalem rumah dengen tetep make sendalnya, posisi gua kan lagi ngepel dan capek ya jadi langsung gua ngomel “Nimah lo kalo masuk rumah sendalnya dicopot, gua abis ngepel” bukannya keluar lagi dari rumah dan ngelepas sendalnya, dia malah terus jojong masuk ke dapur dan bilang “Alah!! masuk rumah Pak Harto aja sepatunya gak dicopot!!” haaaah???? siiiiiiiing…….. gua gak tau harus ngomong apa?? Ada yang tau?? Hahaha

Terus gua speechless karena my auntie “cicik ati”, ceritanya gua baru pulang di sore hari dan duduk di teras depan dengan cik ati kita ngomongin pohon duren depan rumah, yang ditanam Alm nenek lanang (my grandpa) dari gua SD sampe sekarang kok belum ada tanda mau bebuah juga, kembangnya aja gak ada. jadi cicik ati cerita kalo ada temennya nanem pohon duren 5 tahun udah be-buah, dan ternyata kata cicik ati ada rahasianya supaya pohon cepat berbuah, dengan mata penuh keseriusan, dan memelankan suaranya seakan itu adalah rahasia CIA ia mengutarakan rahasia dibalik duren yang berbuah, dan rahasianya adalah itu pohon duren kudu diambilin golok terus tebas dikit-dikit batangnya sambil ngomel “ awas ya kalo sampe gak bebuah tahun ini kita tebang kamu ya awas ya” terus ngomel berulang-ulang sambil tetap menebas batang pohon pake golok, cerita cicik gua penuh semangat. haaaah??? Double haaaah?? Triple haaahh?? Dan gua yang duduk disampingnya gak bisa ngomong apa-apa, seminggu setelahnya gua tambah speechless karena gua liat ada tebasan – tebasan di batang pohon duren…. Astaga!! ^_^

Speechless gua yang ketiga terjadi ketika gua ngobrol-ngobrol dengan nek uwan, gua sangat suka mendengarkan cerita semua orang tentang kehidupannya, asal dalam situasi ngobrol ya I mean 50% mendengarkan 50% bicara karena itu yang dinamakan berkomunikasi. Jadi gua dengerin kisah nenek uwan waktu muda tentang ayahnya (buyut eke) yang pelihara sapi, bebek, ikan, sawah, sayur (sawah dan sayur dipelihara ya?? he) dan jaman nenek uwan masih jaman belanda jadi setiap panen berasnya disumputin dilubang-lubang yang udah disiapkan terus ditutup lagi dengan tanah, kalo gak diambil ama belanda atau pasukan jepang. begitu juga dengan gadis-gadisnya asal udah agak mengkel dikit (mangga kali) bisa diambil paksa dengan pasukan itu, jadi si gadis juga disumputin eitss jangan menduga si gadis disediain lobang dan ditutup pake tanah lagi ya! Bisa metong anak orang!! Para gadis disumputinnya di loteng, dan nek uwan juga bilang saat itu susah banged dapetin baju, karena gak ada tempat untuk belinya, jadi baju dijait dari karung goni dan pake karung goni sebagai baju itu gatelll banget, banyak yang diceritain nenek uwan sampai tibalah di bagian cerita dimasa nek uwan menjadi seorang gadis (pernah muda ya? Ha2) dia bilang seperti ini “aku dulu waktu gadis baguuuus benar, besak, gemuk, putih , mulus lok sapi” Toeng-toeeng?? Sapi?? Seketika itu gw ketawa gak bisa ngomong lagi, Bayangin aja standar bagusnya gadis jaman itu sapi….. :D

Speechless gua yang terjadi dengan a’an a.k.a farhan a.k.a anto, sepupu gua yang sekarang umurnya 10 tahun, sebenernya aan banyak membuat banyak orang speechless, udah banyak kok yang mengakuinya, karena jawaban dia yang bener2 nyeleneh untuk anak seumuran dia, bahkan ada temen kuliah gua “Bagus” ngefans banget ma a’an karena tiap di ke rumah ada aja jawaban a’an yang asal banget, Jadi pernah suatu malem gua ngeliat aan dan gilbert abangnya (nama aslinya gilang), pulang dari ngaji pake kopiah, pake sarung dengan iqra’ ditangannya, setelah mereka pulang dari depan rumah gua nanya “ darimana anto dan gilbert??” a’an jawab dengan entengnya “dari ngajilah, masa abis maen judi??!!” nah loh, speechless gak dengernya? jadi gua cuma bisa nyengir sendiri denger jawaban a’an yang seakan-akan menyindir gua “udah deh gak usah basa-basi, basi tauu!!” hee nice a’an!!

Aan back!! Lagi – lagi sepupu gua yang satu itu membuat gua speechless, ceritanya gini gua dan eno sepupu gua yang cewek lagi kasih makan kucing kita yang bernama utingna, jadi sambil kasih makan, eno bilang ke gua kalo si utingna sekarang udah jadi janda karena suaminya (kucingnya Ivan tetangga sebelah) udah meninggal, yah jadi kita berdua ngobrol tentang kasian bgd si utingna, janda kucing yang malang, tiba -tiba aan muncul dengan polosnya ngomong, “kakak utingna itu bukan janda, dia itu cuma cinta satu malam dengan kucingnya ivan” haaah?? Haaah?? Buahahaha, gua dengan eno hanya bisa seliat – liatan dan ngakak. Ckckckc anak jaman sekarang…

bertambah lagi daftar speechless gua, saat itu gua lagi beneran niat mau ngerjain tugas di perpustakaan universitas, dateng dengan hati sekuat baja pokoknya hari itu tugas harus kelar apapun yang terjadi, kalo perlu gua pake iketan anduk dikepala untuk membuktikan keseriusan gua, sampe di perpus gua menuju ruang referensi soalnya bukunya disana agak bagusan gak kumel-kumel banget, buku yang dicari udah gw dapet dan mulai ngerjain, kira-kira15 menit berselang kok ada suara teng-teng-teng-teng teng tengteng teng "kuhamil duluan sudah tiga bulan, gara-gara pacaran gelap-gelapan" masyaAllah penjaga perpusnya nyetel lagu ini, kuat-kuat lagi, kesel banget sampe gua gak bisa berkata apa-apa lagi, bayangpun perpus lambang suci universitas ternoda, dan satu menit berselang ternyata kepala gua mulai mengikuti irama teng teng teng teng teng teng asek-asek "aaahhh.... aku hamil duluan" nyanyi gua dalam hati oh tidak-tidakkkkk!!! speechless deh!

lagi-lagi gua speechless, tapi kalo yang ini gua gak bisa dan gak boleh ngomong apa-apa kalo gak bisa-bisa berbahaya bagi keamanan jiwa dan raga gua, jadi gini gua pulang kuliah naek angkot dengan sopir yang berbadan besar, sepanjang jalan dia ngeluarin omong kosong terus, godain setiap cewek yang dia lewatin, mau nempeleng orang lah, ngatain polisi lah (emang si polisi lagi jelek di media, secara kasus sendal jepit), dan masih banyak kelakuan yang ngeselin lainnya, semua penumpang keliatan deh mukanya udah enek banget termasuk gua, akhirnya gua turun dan gua ngasi ongkos ke supir itu, pas dia kasi kembalian gua liat tato di tangannya gede banget gambar hati terbelah dengan tulisan "Brokhen Homd" mungkin maksudnya "Broken home" kali ya tapi salah pengejaan, otomatis gua gak bisa berkata apa-apa sayang banget udah tato gede banget tulisannya salah... ckckck tapi mau diapain gua gak mungkin ngomong jadi gua diem aja dan langsung cepet-cepet pergi, sampe rumah masi kepikiran "sayang banget udah tatonya gede tulisannya salah" hehehe maap ini mah bang bos! :D


Udah deh segitu aja sejauh ini yang bisa gua inget tentang speechless yang pernah gua alamin, aneh-aneh ya?? sebenarnya banyak yang membuat gua speechless didunia ini, speechless yang menohok dada, yang rasanya sakit juga pernah gua rasain. Tapi gua gak berniat bahas hal-hal berat. Karena hidup udah berat, berat gua sendiri udah berat, kok gak turun – turun ya? Padahal gua udah jarang ketemu nasi, tapi sekali ketemu abis sebakul (kok jadi ngomongin berat badan?) sebelum semakin ngawur, kita sudahi saja…

Bye bye!

Minggu, 11 September 2011

Balada si bungsu


Gua sangat suka dan sering menulis, tapi kenapa ya setiap mau menulis sesuatu yang baru ada perasaan gugup dan takut pada awalnya, seperti malam pertama (kae udah pernah ngalamin aja, haha)

Sudahlah, niat awal gua menulis kali ini tentang “ Hidup si bungsu” ato bisa dibilang gua curhat colongan disini, hehe

Kalau kalian menjadi anak bungsu kalian pasti mengerti sedikit apa yang saya rasakan, kalau kalian anak sulung jadilah anak yang bisa menjadi contoh, kalau kalian anak kedua peringatkan orangtua akan pesan BKKBN dua anak cukup (ini apa sih?)

So, jadi anak bungsu itu ada enak dan gak enaknya, enaknya dia yang paling kecil dalam keluarga, terkadang dia menjadi center of attention, gak enaknya menjadi anak bungsu (perbaiki gua kalau salah) identitasnya terkadang sudah ditanamkan oleh orang tuanya dari kecil, dan diamin-kan oleh keluarganya, seperti : si bungsu ini sampai di taraf ini sudah bagus, si bungsu ini tidak mengapa bila begini, si bungsu ini tidak perlu melakukan itu, si bungsu ini memang berbeda dengan kakaknya, si bungsu ini butuh toleransi yang sangat besar, sesayang apapun bukankah memperlakukan anak berbeda dengan yang lain akan mengganggu perkembangan si anak?? (wew temen akrab kak seto berbicara)

Terkadang susah sekali untuk saya (sekarang pake “saya” ya agak serius soalnya) si anak bungsu ini untuk mengatakan “bisa” pada diri sendiri, karena standar saya sudah tercipta dengan sendirinya, terkadang untuk membuktikan suatu tantangan, tekanannya berlipat ganda, karena lagi lagi kalian sudah memberi toleransi yang sangat besar untuk saya alih – alih mendorong saya hingga ke ujung kemampuan saya. Its hurt you know??

Taukah kalian yang saya butuhkan adalah kepercayaan, hargai saya sebagai seseorang yang dewasa, jangan jadikan saya badut penggembira, yang terus diingatkan selalu betapa manjanya saya, betapa berbedanya saya dengan kalian. Bolehkah saya berkata “bukan salah saya jika menjadi badut, kalian yang memperlakukan saya sebagai badut” (wah dalem yang ini).

Dengan menshare tulisan seperti ini tanpa mengurangi rasa cinta saya, tapi saya memberi saran kepada orang tua agar memperlakukan anak dengan sama, setara, equal, jika menanamkan benih jagung jangan berharap memanen kedelai.