Kamis, 13 Mei 2010

Bangsa Kita


Hello All,
Kali ini kita agak seriusan ya…. kita coba mulai berfikir tentang bangsa ini,
Bangsa Indonesia, saya warga Negara Indonesia, mampukah kita menyebutnya dengan lantang??
Tidak malukah kita bila kita berada di Negara orang lain dan berteriak dengan lantang dan bangga “saya orang Indonesia”
Lalu jika orang lain tidak tau dan bertanya “Indonesia??”
Lalu kita jawab apa?
“Bali, Tsunami, nomor 1 korupsi, atau kami Bangsa yang besar??” bingung mau jawab apa kawan??
Sama, saya juga bingung, bukan berarti saya tidak cinta dengan Negara ini, saya cinta dengan bangsa ini, walaupun definisi saya tentang cinta belum teruji, tapi jika terjadi apa-apa pada Bangsa ini saya rela mati, saya benar-benar rela mati….
Dengan adanya kasus yang marak di TV, membuat saya sedih, membuat saya pusing, membuat hati saya perih, menyadari bahwa ada banyak, bahkan lebih dari banyak hal-hal yang merugikan Bangsa ini….

Jauh dari terbongkarnya kasus ini saya tau, mungkin kita semua tau bahwa KKN sudah mengakar di bangsa ini, Bahwa yang terlibat itu-itu saja, bahwa instansi yang terkait sudah bisa kita tebak jauh dari sebelumnya, kita sadar itu, jauh di lubuk hati kita yang terdalam kita mendengar bahwa Negara ini digerogoti, tapi kita mengacuhkannya, karena kita fikir ada hal-hal lain yang harus kita selesaikan, ada banyak masalah dalam hidup kita….. boro-boro perduli dengan si koruptor, urusan kita aja belum selesai…. akhirnya kita Cuma bisa berkata “terserahlah” dan kalaupun kita perduli kita tidak bisa berbuat apa-apa, masalah yang ada nanti juga akan menghilang dengan sendirinya, akan terlupakan begitu saja.
Nyantai…. Enak ya ambil sikap gak perduli, saya juga terlena dengan sikap gak perduli, tapi coba sebentar, sedikit aja luangkan waktu untuk memikirkan Bangsa ini, sedikit tempat kosong untuk hati dan fikiran kita untuk Bangsa ini…..
Sedih, pilu, miris…..kalo lihat Bangsa kita Bangsa Indonesia…. melihat keadaan yang berpuluh tahun gak ada perubahan, seperti ngeliat ayah kita atau ibu kita punya penyakit buruk kronis puluhan tahun yang diakibatkan diri dan mentalnya sendiri. Kita menanti, kita harapkan kesembuhan dari dalam dirinya, tapi tak kunjung datang… sementara yang lain (bangsa lain) jalan dengan kehidupannya semakin maju kedepan, merubah hidupnya, merubah nasibnya….
Kawan, kita stuck disini, dengan masalah yang ini-ini aja….
Saya benci keadaan ini,

Yang saya tau korupsi merugikan rakyat hanya itu, ketika saya lihat berita di TV apalagi membahas jumlah uang yang dikorupsi mata saya membelalak tak percaya… gila!!! Nominalnya gak masuk di akal, besar sekali dan itu baru yang ketahuan di TV, apalagi yang gak ketahuan???
Berarti Negara ini benar-benar kaya kalo suatu system memang berjalan dengan semestinya, kita benar-benar aman dari segi financial, kalau sistemnya berjalan dengan semestinya…. Tapi sayang, rasa cinta kita pada Bangsa ini entah kemana? Rasa cinta koruptor dengan bangsa ini kemana?? Mungkin dia lebih sayang anak istri, keluarga, serta harga dirinya di mata orang lain daripada rasa cintanya akan Bangsa ini…..
Saya tidak bertanya dengan rasa malu kalian para pengeruk keuntungan dari Negara penuh utang ini, karena saya yakin kalian tidak mengenal kata itu, bahkan kalian bisa dengan amat sangat bangga mengambil uang dari Negara ini untuk membeli rumah mewah dengan segala isinya yang kalian banggakan dengan sanak keluarga kalian, agar kalian dapat cap “sukses” dalam keluarga. Atau membeli mobil mewah yang kalian pakai untuk menunjukan status kalian di depan teman-teman kalian….
Tau tidak?? Satu-satunya orang yang pantas di cap kampungan adalah kalian para koruptor, kalian total kampungan, banyak macam manusia baik dan jahat, tapi setidaknya mereka main fair… tidak mengambil hak orang lain berbeda dengan kalian, kalian mencuri, merampas, mengambil dengan diam-diam itulah saya sebut kalian kampungan, kalian hidup aman dan nyaman, tak ada lagi yang kalian inginkan dan kalian akan berkata dengan orang-orang yang menghina jalan kalian (seperti saya) “persetan denganmu, yang penting saya aman dan nyaman”.
Semoga tuhan selalu mengerti keadaan kalian dan selalu memberi kelimpahan rejeki pada kalian agar hidup kalian selalu aman, tentram dan damai….
Percuma mencaci para koruptor, karena tak ada lagi yang dapat kita bicarakan dengan orang-orang lemah yang tidak fair, mereka stroberi rasa apel, soRy gak level….

Saya tau basi ngebahas korupsi, karena ada pepatah yang menyatakan selagi masih ada kebutuhan, kepentingan atau sesuatu, korupsi akan tetap ada, tapi yang saya maksud bukan memberantas korupsi sampai ke titik nol, karena itu adalah suatu hal yang mustahil, naïf sekali jika berkata memberantas sampai ke titik nol…
Ayo, Kita generasi muda bisa membantu meminimalisir KKN, bisa membantu memperbaiki mental Bangsa ini, mental Ayah atau ibu kita (kita ibaratkan), kita bisa mulai dari diri kita sendiri, karena memperbaiki diri sendiri = memperbaiki bangsa ini, misalnya kita bersikaplah adil, tidak perlu menjadi kesatria berkuda putih, tidak perlu menjadi dermawan, cukup dengan tidak merepotkan orang lain, menyelesaikan urusan kita sendiri, tidak berharap lebih dari orang lain, hanya berharap lebih dari diri kita sendiri, kuncinya adalah Fair, dalam hal apapun dibiasakan Fair!!
Kau boleh tidak membantu, tidak menolong kalau memang tidak sanggup dan tidak bisa, yang dibutuhkan hanyalah FAIR, main adil…. Gak perlu sok baik, basi!! Kita generasi muda gak diminta untuk jadi malaikat suci, yang dibutuhkan adalah punya rasa malu maen curang, jangan ambil hak orang lain, jangan rampas hal-hal yang seharusnya menjadi milik orang lain sekecil apapun, biasakan hidup bermain fair, tidak baik, tidak jahat hanya fair.
Teman mari kita bersama-sama membiasakan hidup dengan penuh keadilan, gagah mengambil resiko kita sendiri, gagah menerima hal-hal sedikit tapi milik kita, gagah menolak hal-hal yang bukan milik kita meskipun itu ditawarkan orang tua kita sendiri, gagah menerima keadaan kita yang masih muda yang seharusnya memang bekerja keras, dengan gagah menolak hal-hal yang merugikan bangsa ini.
Jika generasi kita tidak mengubah mental yang sudah dari dulu ini, maka jangan pernah mengharapkan Indonesia yang maju, Indonesia yang berjalan kedepan bersama Negara lainnya, karena jika kita meneruskan mental yang seperti ini , maka inilah wajah yang telah kita ciptakan untuk anak cucu kita, dan jangan berharap banyak nanti dengan anak cucu kita, karena ini merupakan resiko yang harus kita tanggung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar